intro ads

Becak Listrik Dari Yogyakarta





Luar biasa, salah satu kendaraan yang familiar dengan kita, becak sekarang sudah memakai energi terbarukan, sebuah becak kayuh listrik berhasil diproduksi prototipenya oleh tim Kustomfest Yogyakarta. Becak yang diharapkan mampu menjadi opsi solusi bagi maraknya becak motor di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu penggagas, Aan Fikriyan yang juga wakil direktur Kustomfest, mengatakan ide pembuatan becak kayuh listrik tersebut bermula ketika melihat permasalahan yang ada di Yogyakarta terutama berhubungan dengan maraknya becak motor (bentor). Menurut dia, sebagai insan muda, rekan-rekan Kustomfest ingin memberikan opsi pilihan untuk mengakomodasi keinginan para pengemudi becak dan juga pihak pemerintah DIY. 


Tahapan riset pun sempat dilakukan oleh tim pembuat becak kayuh listrik selama 6 bulan. Hal tersebut bertujuan untuk tetap mengedepankan esensi becak yang selama ini ada di Yogyakarta namun tetap ramah lingkungan dan memudahkan kinerja penarik becak. 



"Risetnya jujur lebih dari 6 bulan untum melihat dan mempelajari tentang becak itu sendiri, sementara untuk eksekusinya cukup singkat kira-kira 2 bulan saja," imbuhnya. 



Meskipun ditenaga batre berkekuatan 500 volt yang menggerakkan dinamo untuk membuat becak listrik ini bisa melaju 70 km/jam, namun tetap saja disematkan pengayuh yang membuat becak ini memiliki esensi tradisi kendaraan becak yang digowes oleh penariknya. "Bagaimanapun esensi becak dengan gowesnya tetap kami pertahankan sebagai sebuah tradisi yang memang sudah ada di masyarakat," ungkapnya lagi. 



Alat pengereman dan posisi penumpang pun tetap dipertahankan sesuai bentuk asli becak kayuh biasa, namun desain dan penggunaan bahan fiber membuat becak ini terlihat lebih modern meskipun masih tetap digowes. "Untuk prototipe ini memang bentuknya dibuat lebih modern namun kembali lagi bahwa esensi dan tujuannya untuk memudahkan para penariknya bekerja," imbuhnya. 





Untuk memproduksi sebuah prototipe becak kayuh listrik ini, tim Kustomfest membutuhkan dana sebesar Rp 17 Juta. Apabila telah mendapatkan investor dan diproduksi secara massal, pasti harganya bisa jauh lebih murah dan bisa menjadi opsi bagi para penarik becak yang ada di Yogyakarta. 



"Dari segi keamanan kita sudah sangat pertimbangkan di mana becak melaju 30-40 km/jam itu sudah sangat nyaman dan harapan kami memang bisa menjadi opsi pilihan untuk mengurai permasalahan becak motor yang selama ini ramai kita dengar karena persebrangan dengan peraturan yang berlaku," tutupnya. Semoga ide-ide seperti ini terus berkembang dan masa depan dengan energi terbarukan akan semakin cepat terwujud. 



EmoticonEmoticon